Rabu, 20 Februari 2008
Bahasa Tengger
Bahasa Jawa dialek Tengger dituturkan di daerah Gunung Brono yang termasuk wilayah Kabupaten Pasuruan, Probolinggo, Malang, dan Lumajang. Di Kabupaten Pasuruan bahasa Jawa dialeg Tengger dituturkan di Kecamatan Tosari, Kabupaten Probolinggo di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Malang di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, dan Kabupaten Lumajang dituturkan di wilayah Ranupane, Kecamatan Senduro. Bahasa Jawa dialek Tengger ini dianggap sebagai turunan bahasa Kawi, hal ini terbukti dengan masih banyak dipertahankannya kosa kata bahasa Kawi yang sudah tidak digunakan lagi dalam bahasa Jawa modern.
informasi sanggar sastra Parikuning
Sanggar Parikuning adalah sebuah organisasi pengarang sastra Jawa di Banyuwangi yang didirikan oleh Esmit pada tahun 1994. Sanggar ini bertujuan memelihara dan mengembangkan sastra Jawa di Jawa Timur, khususnya di Banyuwangi. Di Sanggar ini para pengarang sastra Jawa terus berlatih menulis dan berkreasi. Mereka berusaha mengasah bakat dan kemampuannya dengan harapan karya-karyanya dapat berkembang dengan baik. Para anggota Sanggar Parikuning yang aktif menulis berkarya adalah Armanoe, Prijanggono, Sukantthi E.S., dan Esmit. Merekalah yang telah banyak berkarya dan mendapatkan penghargaan. Esmit misalnya, telah banyakk menghasilkan karya sastra dan mendapatkan penghargaan. Ia telah menulis lebih dari 1500 cerpen, 120 cerita bersambung, dan berbagai artikel di media masa berbahasa Jawa.. Demikian juga dengan anggota-anggota yang lain, mereka juga telah banyak menulis dan berkreasi dan mendapatkan penghargaan.
Penelitian dan pembinaan
Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI)
di Provinsi Jawa Timur
Tahun 2004—2007
Abstrak
Selama ini, kita hanya mendengar istilah tes TOEFL sebagai alat uji kemampuan dalam berbahasa Inggris. Sementara untuk Uji kemampuan bahasa Indonesia hanya dilakukan lewat jalur ujian pendidikan formal saja, yaitu mulai SD hingga Perguruan Tinggi. Namun, saat ini sudah ada sebuah metode untuk menguji kemampuan berbahasa Indonesia yang bernama (UKBI) Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia.
UKBI adalah instrumen pengujian kemahiran berbahasa Indonesia yang dikembangkan oleh Pusat Bahasa mulai tahun 2001. Tes ini dikembangkan oleh Pusat Bahasa menjadi tes standar yang dirancang guna mengevaluasi kemahiran seseorang dalam berbahasa Indonesia. Dengan instrumen ini, setiap orang atau instansi diharapkan dapat memperoleh informasi yang akurat tentang profil kemahiran berbahasa Indonesia seseorang.
Balai Bahasa Surabaya sebagai instansi pemerintah yang berdiri pada tahun 2000, mulai mengemban amanah untuk melakukan sosialisasi dan pelayanan tes UKBI di daerah Jawa Timur sejak pertengahan 2004 dengan membentuk tim khusus yang menangani pelayanan tes tersebut.
Sejak saat itu, tim UKBI mulai bekerja dan menyosialisasikan UKBI ke kedutaan, lembaga kursus bahasa asing, perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, Dinas Pendidikan se-Jawa Timur, MGMP, DPRD Jawa Timur, pondok pesantren dan sekolah internasional. Balai Bahasa Surabaya terus berupaya mengenalkan tes UKBI ini pada semua lapisan masyarakat.
Sampai dengan akhir bulan Desember 2007, Balai Bahasa Surabaya sudah pernah mengadakan jejaring kerja dan melakukan tes UKBI bagi guru bahasa Indonesia dengan 23 dinas pendidikan kabupaten/kota di Jawa Timur, 3 perguruan tinggi, dan 6 SMK kabupaten/kota yakni kota dan Kabupaten Madiun, Banyuwangi, Jember, Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Ngawi, Magetan, Blitar, Batu, Jombang, Bojonegoro, Probolinggo, Pamekasan, Lumajang, Pasuruan, Probolinggo, Kediri, serta Nganjuk. Selanjutnya, SMK baik negeri maupun swasta yang pernah melakukan tes UKBI adalah SMKN 2 Surabaya, SMKN 1 dan 2 Jombang, SMK PGRI Mojoangung, SMKN 1 Magetan, SMKN 1 Pasuruan, SMKN Purwosari, SMKN 1 Banyuwangi, SMKN Wongsorejo, dan SMKN 1 Jember. Sementara itu, Perguruan Tinggi yang sudah melaksanakan UKBI adalah UIN Malang, Unmuh Surabaya, UM Malang, dan Unesa.
Jumlah keseluruhan peserta tes UKBI yang sudah dilaksanakan oleh Balai Bahasa Surabaya sampai dengan akhir bulan Desember 2007 ini sebanyak 5498 orang. Mereka berasal dari kalangan instansi pemerintah, dosen, guru, mahasiswa, dan pelajar. Dari keseluruhan peserta yang telah mengikuti tes UKBI tersebut, hanya 40 peserta yang mampu memeroleh nilai Istimewa (816—900) dan yang terbanyak berada di peringkat Semenjana (346—465), yaitu berjumlah 2581 orang.
Berkenaan dengan hal tersebut, tim UKBI Balai Bahasa Surabaya terus melakukan sosialisasi dan pendekatan ke berbagai instansi dan organisasi profesi yang berkaitan dengan penyebaran dan penggunaaan Bahasa Indonesia. Dalam kontek kehidupan berbangsa dan bernegara setiap warga termasuk orang asing harus memiliki mutu kualitas tinggi dalam penggunaan bahasa Indonesia.
Langganan:
Postingan (Atom)